Desa Wisata Penglipuran, Eksplorasi Budaya dan Kehidupan Tradisional Bali yang Memikat
Desa Wisata Penglipuran menghadirkan pesona alam yang hijau, budaya Bali yang mendalam, serta beragam aktivitas menarik untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat lokal.
Terletak di Kabupaten Bangli, Bali, Desa Wisata Penglipuran menawarkan pesona yang tak tertandingi dengan pemandangan alam yang asri dan kebudayaan Bali yang kental.
Dikenal akan ketertiban dan kebersihannya, desa ini berada sekitar 700 meter di atas permukaan laut, menjadikannya tempat yang ideal untuk menikmati udara sejuk sambil menikmati keindahan alam.
Keunikan Desa Penglipuran terletak pada tata kelola tradisionalnya, di mana masyarakat setempat tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Bali.
Desa ini juga terkenal karena arsitektur khas Bali yang masih terjaga dan upacara adat yang sering dilakukan, menjadikannya destinasi yang menarik bagi wisatawan yang ingin lebih mengenal budaya dan kehidupan masyarakat Bali secara langsung.
Dengan keindahan alam, tradisi yang mendalam, dan kebersihan yang terjaga, Desa Penglipuran Bali telah menjadi salah satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi.
Daya Tarik Desa Wisata Penglipuran
1. Sistem Adat dan Pemerintahan yang Khas
Salah satu hal yang membuat Desa Penglipuran begitu menarik adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan pemerintahan formal dan pemerintahan adat.
Di desa ini, terdapat dua sistem pemerintahan yang berjalan bersamaan—sistem pemerintahan formal yang terdiri dari RT dan RW, serta sistem pemerintahan adat yang dijalankan oleh desa adat.
Kedua sistem ini memiliki kedudukan yang setara dan berjalan berdampingan, sehingga menciptakan keharmonisan yang unik.
Pemerintahan adat di Desa Penglipuran mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat melalui aturan yang disebut ‘awig-awig’.
Aturan ini berlandaskan pada filosofi ‘Tri Hita Karana’, yang berarti tiga jalan menuju kebahagiaan.
Filosofi ini menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), serta manusia dengan alam (Palemahan).
Prinsip ini dipegang teguh oleh masyarakat Desa Penglipuran dalam menjalani kehidupan mereka, menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual, sosial, dan lingkungan.
2. Tata Ruang Desa yang Teratur dan Tradisional
Desa Penglipuran juga dikenal dengan tata ruangnya yang sangat khas dan teratur, yang dikenal dengan konsep ‘Tri Mandala’. Konsep ini membagi desa menjadi tiga area utama: Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Mandala adalah area yang dianggap suci, di mana masyarakat melakukan berbagai upacara keagamaan.
Madya Mandala adalah area pemukiman yang terletak di sepanjang jalan utama desa, di mana setiap rumah menghadap ke timur dan barat sesuai dengan adat Bali.
Setiap rumah memiliki pembagian ruangan yang sangat teratur, dengan bagian utara untuk tidur, bagian tengah untuk ruang keluarga, dan bagian timur untuk tempat pembuangan atau fasilitas MCK.
Sedangkan Nista Mandala adalah area pekuburan yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi warga Desa Penglipuran.
Dengan adanya pembagian ruang ini, Desa Penglipuran mencerminkan keteraturan dan kedamaian yang diatur oleh adat serta penghormatan terhadap lingkungan sekitar.
3. Ritual Keagamaan dan Festival Budaya yang Memukau
Desa Penglipuran memiliki tradisi keagamaan yang sangat kuat, dan salah satu ritual yang sering dilaksanakan adalah Ngusaba.
Ritual ini biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi dan merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan.
Selain itu, Desa Penglipuran juga menjadi tuan rumah bagi festival budaya tahunan yang disebut ‘Penglipuran Village Festival’.
Festival ini merupakan perayaan budaya yang menampilkan berbagai atraksi seni, seperti parade seni budaya, pertunjukan tarian tradisional, serta Barong Ngelawang yang merupakan bagian dari tradisi Bali.
Salah satu tarian yang khas dari Desa Penglipuran adalah Tari Baris. Tarian ini tidak hanya merupakan bentuk hiburan, tetapi juga simbol kekuatan dan keberanian, serta bagian penting dari upacara Dewa Yadnya yang menghormati para dewa.
Festival dan upacara ini memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menyaksikan dan merasakan langsung kehidupan budaya Bali yang kaya dan mendalam.
4. Upacara Kematian yang Unik
Upacara kematian di Desa Penglipuran memiliki tradisi yang sedikit berbeda dibandingkan dengan daerah Bali lainnya.
Meskipun umumnya masyarakat Bali melakukan upacara ngaben (pembakaran jenazah), di Desa Penglipuran, jenazah dikubur di tanah.
Hal ini dilakukan karena jarak desa yang cukup jauh dari laut, di mana abu jenazah biasanya dibuang ke laut untuk menghindari nasib buruk.
Tradisi ini mengarah pada penghormatan terhadap leluhur serta keseimbangan dengan alam, mencerminkan filosofi hidup masyarakat Penglipuran yang sangat menghormati tradisi dan lingkungan.
5. Kuliner Khas Desa Penglipuran
Desa Penglipuran juga menawarkan berbagai kuliner khas yang sangat sayang untuk dilewatkan. Salah satunya adalah ‘Loloh Cemcem’, minuman tradisional yang terbuat dari daun cemcem atau kloncing, yang dapat disajikan dalam keadaan dingin atau hangat.
Minuman ini memiliki rasa yang segar dan dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, seperti membantu mengatasi panas dalam dan sembelit.
Selain itu, makanan khas desa ini adalah ‘Tipat Cantok’, yang terdiri dari ketupat, sayuran rebus seperti kangkung, kacang panjang, tauge, yang disiram dengan bumbu kacang yang gurih.
Kuliner ini merupakan bagian dari warisan budaya Bali yang masih dipertahankan dengan sangat baik.
Lokasi Desa Wisata Penglipuran
Desa Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini dapat dijangkau dengan mudah dari berbagai titik utama di Bali, dengan perjalanan sekitar 60 kilometer dari Bandara Internasional Ngurah Rai yang memakan waktu sekitar satu setengah jam menggunakan kendaraan.
Keindahan alam dan ketertiban desa menjadikannya sebagai tempat yang cocok untuk beristirahat dari hiruk-pikuk kehidupan kota, sembari menikmati suasana yang damai dan menyegarkan.
Harga Tiket Desa Wisata Penglipuran
Untuk mengunjungi Desa Penglipuran, pengunjung akan dikenakan tiket masuk yang terjangkau.
Tiket untuk wisatawan domestik adalah Rp25.000 per orang dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak, sementara wisatawan mancanegara dikenakan tiket sebesar Rp50.000 per orang dewasa dan Rp30.000 untuk anak-anak.
Harga tiket ini memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi keindahan alam, budaya, dan tradisi yang ada di Desa Penglipuran.
Selain itu, para pengunjung juga dapat membeli berbagai oleh-oleh khas Bali seperti kerajinan tangan, pakaian adat, dan produk lokal yang dijual di toko-toko sepanjang jalan menuju desa.
Aktivitas Seru di Desa Penglipuran
Desa Penglipuran menawarkan berbagai aktivitas menarik yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di desa ini:
1. Menginap di Rumah Warga Desa
Bagi yang ingin merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, beberapa warga Desa Penglipuran membuka rumah mereka untuk disewakan kepada wisatawan.
Menginap di rumah warga memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penduduk lokal, serta merasakan kebudayaan Bali secara lebih autentik.
2. Menyaksikan Upacara Adat dan Ritual Keagamaan
Jika berkunjung pada waktu yang tepat, Anda dapat menyaksikan langsung berbagai upacara adat dan ritual keagamaan yang berlangsung di desa ini.
Pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada tetua desa untuk ikut menyaksikan atau berpartisipasi dalam upacara yang sedang berlangsung.
3. Berfoto dengan Latar Alam yang Menakjubkan
Desa Penglipuran memiliki banyak spot foto yang menakjubkan, seperti hutan bambu yang terjaga dengan baik dan pemandangan alam sekitar yang hijau.
Pengunjung dapat mengabadikan momen mereka di tengah-tengah alam Bali yang asri dan damai.
4. Menikmati Kuliner Tradisional
Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba kuliner khas desa ini, seperti Loloh Cemcem dan Tipat Cantok, yang menawarkan cita rasa yang unik dan penuh manfaat bagi kesehatan.
5. Membuat Kerajinan Tangan
Selain menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat belajar membuat kerajinan tangan khas Desa Penglipuran, seperti anyaman bambu.
Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat, serta memberikan kenang-kenangan yang dapat dibawa pulang.
Desa Wisata Penglipuran adalah tempat yang sempurna untuk menikmati keindahan alam, kekayaan budaya, dan kehidupan tradisional Bali.
Dengan berbagai aktivitas yang menarik dan kesempatan untuk belajar langsung tentang kehidupan masyarakat lokal, Desa Wae Rebo menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Baik untuk beristirahat, berpetualang, atau sekadar menikmati suasana damai Bali, desa ini adalah destinasi yang patut untuk dikunjungi.